kehidupan malam di ternate

Ternate- Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Ternate (Kalapas Ternate) Mamab Herwaman beserta pejabat struktural mengikuti malam Penganugerahan Pemasyarakatan kepada satuan kerja (satker) Pemasyarakatan yang mendapatkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) Tahun 2021 pada acara Rakernis Pemasyarakatan Tahun 2022 melalui aplikasi zoom, Kamis (20
TERNATE- Pemuda dari berbagai komunitas di kota Ternate mengundang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo minum kopi dan berbincang bersama. Tidak hanya membahas peluang usaha bagi anak muda, momen itu juga dimanfaatkan mereka untuk unjuk kebolehan. Ganjar Pranowo tiba di lokasi sekitar pukul 21.00 WIT, Jumat (15/10) malam.
Kerajaan Gapi atau lebih kenamaan disebut Kerajaan Ternate adalah salah satu kesultanan islam di Sulawesi yang berkedudukan di Maluku. Kerajaan ini merupakan salah satu manifetasi sejarah perkembangan islam di Indonesia khususnya di bagian timur. Tidak hanya itu, kerajaan ini juga sangat berpengaruh di masa perlawanan terhadap penjajahan bangsa Eropa. Kondisi ini lantaran Kepulauan Maluku adalah sentra rempah rempah di Indonesia, bahkan dunia. Sejarah Kerajaan TernateLokasi, Letak Geografis, Peta WilayahSilsilah RajaA. Raja Bergelar Kolano1. Baab Mashur Malamo 1257 – 1272 M2. Jamin Qadrat 1277 – 1284 M3. Komala Abu Said 1284 – 1298 M4. Bakuku Kalabata 1298 – 1304 M5. Ngara Malamo Komala 1304 – 1317 M6. Patsaranga Malamo 1317 – 1322 M7. Cili Aiya Sidang Arif Malamo 1322 – 1331 M8. Panji Malamo 1331 – 1332 M9. Syah Alam 1332 – 1343 M10. Tulu Malamo 1343 – 1347 M11. Kie Mabiji Abu Hayat I 1347 – 1350 M12. Ngolo Macahaya 1350 – 1357 MB. Raja Bergelar Sultan18. Zainal Abidin 1486 – 1500 M19. Sultan Bayanullah 1500 – 1522 M20. Hidayatullah 1522 – 1529 M21. Abu Hayat II 1529 – 1533 M22. Tabariji 1533 – 1534 M23. Khairun Jamil 1535 – 1570 M24. Baabullah Datu Syah 1570 – 1583 M25. Said Barakat Syah 1583 – 1606 M26. Mudaffar Syah I 1607 – 1627 M27. Hamzah 1627 – 1648 M28. Mandarsyah 1648 – 1650 M, masa pertama29. Manila 1650 – 1655 M30. Mandarsyah 1655 – 1675 M, masa kedua31. Sibori 1675 – 1689 M48. Iskandar Muhammad Jabir Syah 1929 – 1975 M49. Haji Mudaffar Syah Mudaffar Syah II 1975 – 2015 MKehidupan di Kerajaan TernateA. Kehidupan EkonomiB. Kehidupan Sosial & BudayaC. Kehidupan PolitikMasa KejayaanPenyebab Runtuhnya KerajaanPeninggalan dan Sumber Sejaraha. Istana Sultan Ternateb. Masjid Jami Ternatec. Makam Rajad. Al Quran Tulisan Tangane. Alat Perangf. Benteng Tolukko Istana Kerajaan Ternate tahun 1931 Sumber Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI KIT 90519 vv 10 Kerajaan Ternate berdiri sebagai hasil konsensus para momole yang berkuasa ketika daerah ini mulai banyak didatangi pedangang asing pada permulaan abad ke-13. Para pedagang yang singgah menghadapi ancaman dari perompak di sekitaran Kepulauan Maluku. Keadaan ini mendorong para momole yang berasal dari Toboleu, Tobanga, Tobana dan Tubo mengadakan rembukan untuk mencari solusi atas prakarsa Momole Guna dari Tobona. Pertemuan ini dilakukan tahun 1255 M di Foramadiahi, di lereng bagian selatan Gunung Gamalama. Hasil rundingan para perwakilan empat kampung itu adalah tercetusnya ide untuk pendirian kerajaan yang dilakukan dua tahun setelahnya. Tahun 1257 M, Momole Ciko Bunga yang berasal dari kampung Sampala dinobatkan menjadi Kolano atau raja pertama, dengan dianugerahi gelar Baab Mashur Malamo. Pusat pemerintahan didirikan di Sempala yang berada di pesisir barat dari Pulau Ternate. Momentum bersejarah ini oleh masyarakat lokal disebut dengan Tara No Ate, yang bermakna turun dan merangkul’. Tara No Ate ini adalah asal mula penggunaan nama Ternate yang dipakai sekarang. Lokasi, Letak Geografis, Peta Wilayah Kerajaan Ternate terletak di pulau Gapi atau sekarang disebut dengan Ternate. Ibukota kerajaan berlokasi di Sempala kemudian dipindahkan ke Foramadiahi. Letak geografis Ternate dinilai sangat strategis. Pasalnya daerah ini terletak di jalur perdagangan penting yang menghubungkan pulau Sulawesi dengan Papua. Kerajaan Ternate berdiri di wilayah dengan topografi pesisir, bukit dan gunung. Salah satunya adalah Gunung Gamalama yang merupakan gung berapi aktif. Wilayah kekuasaan Kerajaan Ternate tidak cukup luas, tetapi sangat berpengaruh. Karena kawasan ini dikelilingi oleh laut sehingga iklim yang ada di Kerajaan Ternate sangat dipengaruhi oleh siklus pergerakan angin laut. Kerajaan Ternate berhasil menguasai seluruh kawasan Kepulauan Maluku, Nusa Tenggara, dan sebagian daerah di pulau Sulawesi. Silsilah Raja Secara struktural, masyarakat Ternate awalnya memiliki empat perkampungan dengan kepalanya disebut dengan momole. Setelah para momole membentuk aliansi pendiri Kerajaan Ternate, raja pertama yang naik takhta tahun 1257 M sdiseru dengan panggilan kolano. Pertengahan abad ke-15 syariat islam diadopsi penuh oleh Kerajaan Ternate. Hal ini berdampak pada gelar raja yang semula kolano disesuaikan menjadi Sultan. Kolano di struktur pemerintahan Kerajaan Ternate dibantu oleh seorang perdana menteri yang disebut jogugu dan dewan konstitutif kerajaan yang dipanggil fala raha. Di bawahnya terdapat klan bangsawan penopang kerajaan. Para momole pendiri Kerajaan Ternate terdahulu direpresentasikan dalam klan bangsawan ini yang diketuai oleh seorang Kimalaha. Terdiri dari Klan Marasaoli, Tomaito,Tomagola, serta Tamadi. Selain sebagai back-up kerajaan, klan bangsawan ini juga harus mempersiapkan calon raja apabila sultan yang memerintah tidak memiliki penerus. A. Raja Bergelar Kolano 1. Baab Mashur Malamo 1257 – 1272 M Baab Mashur Malamo adalah gelar yang disematkan kepada Momole Ciko Bunga sebagai kolano pertama hasil asese pendiri Kerajaan Ternate. Gelar Baab Mashur Malamo memiliki makna pintu kemasyuran yang besar’. Masa pemerintahannya belangsung selama 20 tahun. Selama pemerintahannya, Baab Mashur Malamo memutar roda kerajaan dibantu oleh jogugu dan Fala raha. 2. Jamin Qadrat 1277 – 1284 M Jamin Qodrat adalah kolano kedua di Kerajaan Ternate. Jamin Qodrat memiliki beberapa nama panggilan yaitu Kaicil Jamin, Kaicil Poit atau juga bisa disebut dengan Samman. Kaicil adalah istilah yang digunakan untuk menyebut putra mahkota. Jamin Qodrat adalah ayah dari Kaicil Komala Abu Said yang menggantikannya sebagai raja di periode berikutnya. 3. Komala Abu Said 1284 – 1298 M Komala Abu Said juga dikenal dengan Kaicil Siale. Ia adalah kolano ketiga Kerajaan Ternate menggantikan ayahnya. Pada masa kepemimpinan Komala Abu Said terjadi perpindahan pusat pemerintahan Kerajaan Ternate dari Sampala dipindahkan ke Foramadiahi. 4. Bakuku Kalabata 1298 – 1304 M Bakuku atau Kalibata adalah kolano keempat Kerajaan Ternate. Bakuku menerima estafet pemerintahan dari ayahnya, Komala Abu Said, pada tahun 1298 M. Akhir masa kepemimpinannya berada di tahun 1034 M. 5. Ngara Malamo Komala 1304 – 1317 M Raja selanjutnya yang masih menggunakan gelar kolano sebagai penyebutan raja adalah Komala Ngara Malamo. Kolano Ngara Malamo adalah inisiator untuk melakukan ekspansi wilayah. Ia segera Menyusun taktik politik untuk menguasai daerah – daerah di sekitarnya untuk memperbesar dan memperkuat Kerajaan Ternate. 6. Patsaranga Malamo 1317 – 1322 M Kolano Pastsaranga Malamo adalah raja keenam Kerajaan Ternate. Beliau memiliki nama alias yakni Syafiuddin dan Pancaranga Malamo. Patsaranga Malamo memerintah dari tahun 1317 hingga 1322 M. 7. Cili Aiya Sidang Arif Malamo 1322 – 1331 M Pergesekan Kerajaan Ternate dengan Kerajaan Tidore, Kerajaan Jailolo dan Kerajaan Bacan yang memperebutkan hegenomi territorial mulai tampak. Hal ini dipicu dari semakin maraknya pedagang dari Cina, Gujarat, Arab, Jawa dan juga Malaka yang singgah di kawasan pulau Maluku. Rivalitas yang ada semakin berlarut-larut dan menimbulkan konflik. Kolano Sidang Arif Malamo kemudian menginisiasi pertemuan raja raja di Kepulauan Maluku untuk bekerja sama menjalin persekutuan pada tahun 1322 M. Hasil dari pertemuan ini dikenal dengan Persekutan Moti, Motir Verbond, dan Moloku Kie Raha Empat Gunung Malauku yang merujuk pada empat raja yang hadir. Poin penting dari Moloku Kie Raha adalah bentuk kelembagaan di keempat kerajaan diseragamkan untuk meredakan ketegangan. Poin selanjutnya adalah adanya pembagian tugas untuk masing-masing kerajaan. Kerajaan Ternate dalam hal ini diserahi tugas sebagai Alam Makolano. Yaitu pihak yang ditunjuk untuk menjaga dan menjamin stabilitas dagang serta segala urusan yang bersifat keduniaan. Kerajaan Bacan berperan menjadi Dehe Makolano, yaitu pihak dengan tugas menjaga daerah perbatasan. Kerajaan Tidore memiliki peran selaku Kie Makolano. Yakni bagian yang menjaga dan menjamin tingkat keamanan di lingkup dalam negeri. Sedangkan Kerajaan Jailolo mengemban peran sebagai Jiko Makolano. Yaitu bagian persekutuan yang memperkuat benteng pertahanan untuk menangkal serangan maupun ancaman yang berasal dari luar. Setelah Moloku Kie Raha, aktivitas dagang di Kerajaan Ternate semakin menggeliat. Pelabuhan Talangame Bastiong menjadi pusat bandar dagang di Indonesia bagian timur. Selain itu, untuk menunjang kelancaran perdagangan antar bangsa, Kerajaan Ternate membangun pasar yang dilengkapi dengan fasilitas yang layak. 8. Panji Malamo 1331 – 1332 M Panji Malamo adalah kolano yang menggantikan Sidang Arif Malamo. Pada masa pemerintahannya rakyat hidup dengan damai. Bahkan ancaman dari Kerajaan Tidore di bidang militer berkurang secara drastis. 9. Syah Alam 1332 – 1343 M Kolano Syah Alam melakukan penyerangan ke Makian. Hal ini dilakukan untuk menguasai bandar dagang internasional di Makian dan potensi melimpahnya produksi rempah – rempah di daerah ini. 10. Tulu Malamo 1343 – 1347 M Penyerangan yang dilakukan Syah Alam sebelumnya, kemudian ditindaklanjuti oleh Kolano Tulu Malamo dengan pembatalan sepihak haril perjanjian Moloku Kie Raha. Kolano Tulu Malamo bertindak dengan menempatkan Kerajaan Ternate sebagai penguasa teratas. Keputusan ini kemudian menimbulkan rekasi keras dan gencatan senjata kembali digaungkan. 11. Kie Mabiji Abu Hayat I 1347 – 1350 M Kolano Abu Hayat melanjutkan politik ekspansi wilayah dengan berakhirnya perjanjian Moloku Kie Raha. Tetapi masa pemerintahannya tidak berlangsung lama, ia harus gugur dan digantikan oleh Ngolo Macahaya. 12. Ngolo Macahaya 1350 – 1357 M Di era kekuasaan Kolano Ngolo Macahaya, Kerajaan Ternate berhasil menundukkan kawasan Sula. Penaklukan daerah – daerah terus digencarkan. Termasuk di masa pemerintahan Kolano Momole Raja ke-13, 1357 – 1359 M, Kolano Gapi Malamo I Raja ke-14, 1359 – 1372 M, Kolano Gapi Baguna I Raja ke-15, 1372 – 1377 M, dan Kolano Komala Pulu Raja ke-16, 1377 – 1432 M yang berhasil menklukkan wilayah Maluku Tengah, Bum dan Seram Barat. Serta Kolano Marhum Gapi Baguna II Raja ke-17, 1432 – 1486 M yang melakukan penyerangan ke Kerajaan Jailolo. B. Raja Bergelar Sultan 18. Zainal Abidin 1486 – 1500 M Zainal Abidin adalah penerus dari Kolano Marhum. Menurut beberapa catatan sejarah, raja Kerajaan Ternate yang mulai memeluk agama islam pertama kali adalah Kolano Marhum. Peralihan agama kerajaan ini kemudian ditegaskan oleh Zainal Abidin yang mengganti gelar kolano menjadi sultan. Selain itu, Sultan Zainal Abidin juga menambahkan jolobe atau bobato ke dalam struktur pemerintahan Kerajaan Ternate yang terdiri dari para ulama. Sultan Zainal Abidin kemudian menuntut ilmu agama lebih dalam ke Sunan Giri yang berada di pulau Jawa. Ia kemudian mendapat sebutan Sultan Bualawa yang berarti Sultan Cengkih. 19. Sultan Bayanullah 1500 – 1522 M Sultan Bayanullah membuat peraturan wajib menggunakan pakaian islami di lingkungan Kerajaan Ternate. Kemudian mulai dikembangkan pula pembuatan perahu dan senjata untuk memperkuat posisi Kerajaan Ternate. Teknik untuk membuat perahu dan senjata diadaptasi dari orang-orang Arab dan Turki yang singgah di Kerajaan Ternate. Tahun 1506 untuk pertama kalinya Loedwijk de Bartomo atau Ludovico Varthema yang berkebangsaan Portugis berhasil mendarat di Ternate. Kemudian disusul oleh rombongan yang dipimpin Fransisco Serrao tahun 1512. 20. Hidayatullah 1522 – 1529 M Sultan Hidayatullah atau juga dikenal sebagai Sultan Dayalu adalah pewaris takhta kerajaan setelah Sultan Bayanullah. Namun karena masih berusia enam tahun akhirnya kepemimpinan dijalankan oleh ibunya Permaisuri Nukila dan pamannya Pangeran Taruwese. Hal ini memberikan momentum kepada Portugis untuk melancarkan politik adu domba. Permaisuri Nukila mendapat dukungan dari Tidore dihadapkan dengan Pangeran Taruwese yang besekutu dengan Portugis. Setelah memenangkan perang saudara, Portugis justru membunuh Pangeran Taruwese. 21. Abu Hayat II 1529 – 1533 M Sultan Abu Hayat II adalah adik dari Sultan Hidayatullah yang gugur dalam perang saudara melawan Pangeran Taruwese. Sultan Abu Hayat II sangat menentang Portugis yang sering ikut campur urusan Kerajaan Ternate. Akhirnya pada tahun 1531 Sultan Abu Hayat II difitnah melakukan pembunuhan terhadap Gonzalo Pereira, Gubernur Portugis, dan dihukum tangkap. Pada Tahun 1533, Sultan Abu Hayat II dibuang ke Malaka dan wafat di tahun yang sama. 22. Tabariji 1533 – 1534 M Kedudukan Portugis di Kerajaan Ternate Sultan Tabariji adalah saudara tiri dari Sultan Abu Hayat II. Pengaruh Portugis yang sangat kuat di internal Kerajaan Ternate membuatnya dapat melengserkan penguasa yang tidak pro dengannya. Hal ini terjadi pada Sultan Tabariji yang kemudian diasingkan ke daerah Goa, India. Sultan Tabariji dipaksa untuk menyepakati perjanjian penyerahan sebagian wilayah Ternate dan mengubah haluan kerajaan menjadi Kristen. Sebagai imbalan Sultan Tabariji akan dikembalikan ke Ternate dan mendapatkan kembali kedudukannya. Namun, pada perjalanan menuju Ternate Sultan Tabariji wafat. Oleh karenanya siasat Portugis ini menjadi bias, dan Khariun Jamil berkuasa untuk naik takhta sebagai sultan Kerajaan Ternate. 23. Khairun Jamil 1535 – 1570 M Kedudukan Portugis di Kerajaan Ternate Sultan Khairun mengumukan perang mengusir Portugis dari Ternate. Portugis yang sudah mempunyai benteng pertahanan dan titik kekuatan hampir di seluruh Maluku menjadi sangat kuat. Memanfaatkan Aliansi Tiga, yang terdiri dari Ternate, Demak dan Aceh, Kerajaan Ternate meneror posisi Portugis di selat Malaka. Hal ini berakibat pasukan Portugis di Maluku tidak bisa mendapatkan bala bantuan. Kemudian Gubernur Portugis bernama Lopez de Mesquita melakukan intrik jahat dengan membunuh Sultan Khairun saat melakukan perundingan. 24. Baabullah Datu Syah 1570 – 1583 M Relief di Tugu Cengkeh Menceritakan Keberhasilan Pengusian Portugis dari Ternate. Sumber Terbunuhnya Sultan Khairun semakin melecutkan semangat penduduk Ternate untuk mengusir Portugis. Kerajaan Ternate dibantu seluruh Maluku kemudian berhasil menggempur pos pertahanan Portugal di wilayah Indonesia bagian Timur. Akhirnya kemenangan berpihak ke Kerajaan Ternate setelah Portugis berhasil dipukul keluar dari Ternate tahun 1575. Sultan Baabullah berhasil membawa masa kejayaan Kerajaan Ternate dan mendapat julukan penguasa 72 pulau. 25. Said Barakat Syah 1583 – 1606 M Kerajaan Ternate menjadi semakin lemah sepeninggalan Sultan Baabullah. Serangan Spayol yang bersekutu dengan Portugis terjadi 1580. Aliansi dengan Mindanao ternyata tidak cukup untuk menangkal serangan dari Spanyol. Sultan Said Barakati Syah ditawan oleh pihak Spanyol kemudiang dilakukan politik buang ke Manila. 26. Mudaffar Syah I 1607 – 1627 M Kekalahan yang terus dialami Kerajaan Ternate membuat Sultan Mudaffar Syah I meminta bantuan ke Belanda. Atas bantuan Belanda, Spayol dapat diusir dari wilayah Ternate. Namun hal ini mendatangkan polemik lain, yaitu penandatanganan kontrak yang menyetujui Belanda atas nama VOC memonopoli perdagangan rempah rempah di Maluku. Belanda juga meminta hak untuk memdirikan benteng pertahanan bernama Oranje di wilayah Ternate pada tahun 1067. 27. Hamzah 1627 – 1648 M Sultan Hamzah pada masa pemerintahannya menginisiasi pembangunan masjid jami’ Kerajaan Ternate. Masjid ini dibangun sebagai pusat kegiatan agama penduduk Kerajaan Ternate. 28. Mandarsyah 1648 – 1650 M, masa pertama Bangsawan Ternate tahun 1650 meletuskan pemberontakan karena Sultan Mandarsyah dianggap terlalu berpihak kepada Belanda. Pangeran Saidi panglima tertinggi Kerajaan Ternate, Pangeran Majira Raja Ambon dan Pangeran Kalamata Adik Sultan Mandarsyah bersekutu melakukan kudeta untuk menggulingkan kepemimpinan. 29. Manila 1650 – 1655 M Sultan Manila dinobatkan menjadi raja Kerajaan Ternate menggantikan Sultan Mandarsyah. Namun pada tahun 1655 M, Belanda dibawah kepemimpinan Laksamana Arnold de Vlamingh van Oudshoorn memberikan bala bantuan untuk melemahkan aliansi pemberontak dan memulihkan kekuasaan Sultan Mandarsyah. Pangeran Saidi dibunuh dengan keji, sedangkan Pangeran Kalamata dan Pangeran Majira diasingkan oleh Belanda. 30. Mandarsyah 1655 – 1675 M, masa kedua Sultan Mandarsyah kembali menduduki posisi raja Kerajaan Ternate pada tahun 1655. Selama periode kedua kepemimpinannya ini Ia tetap tidak bisa melepaskan ketergantungan dari tangan VOC. Hal ini membuat keputusan yang dikeluarkannya bersifat ambivalen. Kontradiksi dari sikap Sultan Mandarsyah ini kemudian memicu pemberontakan yang dilancarkan oleh putranya, Sibori Amsterdam. 31. Sibori 1675 – 1689 M Sultan Muhammad Nurul Islam atau Sultan Sibori Amsterdam setelah berhasil memberontak ke ayahnya naik takhta pada tahun 1675. Daerah strategis sudah dikuasai oleh Belanda, maka Sultan Sibori terpaksa melipir ke Jailolo. Ia meneruskan perjuangan untuk melemahkan kekuasaan Belanda atas kepulauan Maluku. Namun karena himpitan Belanda semakin kuat, Sultan Sibori terpaksa menandatangani kontrak perjanjian tanggal 7 Juli 1683 untuk menjadikan Kerajaan Ternate sebagai dependen Belanda. Kedaulatan Kerajaan Ternate pun runtuh. Meski begitu bagunan fisik kerajaan tetap dipertahankan dan garis keturunan raja tetap menjalankan roda kepemimpinan di bawah naungan Belanda. Raja raja tersebut terdiri dari Sultan Said Fatahullah Sultan ke-33, 1689 – 1714 M, Sultan Amir Iskandar Zulkarnain Syaifuddin Sultan ke-34, 1714 – 1751M, Sultan Ayan Syah Sultan ke-35, 1751 – 1754 M, Sultan Syah Mardan Sultan ke-36, 1755 – 1763 M, Sultan Jalaluddin Sultan ke-37, 1763 – 1774 M, Sultan Harunsyah Sultan ke-38, 1774 – 1781 M, Sultan Achral Sultan ke-39, 1781 – 1796 M, Sultan Muhammad Yasin Sultan ke-40, 1796 – 1801 M, Sultan Muhammad Ali Sultan ke-41, 1807 – 1821 M, Sultan Muhammad Sarmoli Sultan ke-42, 1821 – 1823 M, Sultan Muhammad Zain Sultan ke-43, 1823 – 1859 M, Sultan Muhammad Arsyad Sultan ke-44, 1859 – 1876 M, Sultan Ayanhar Sultan ke-45, 1879 – 1900 M, dan Sultan Muhammad Ilham Sultan ke-46, 1900 – 1902 M. 47. Haji Muhammad Usman Syah 1902 – 1915 M Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI KIT 270/54 Setelah begitu lama Kerajaan Ternate berada di bawah kendali Belanda, akhirnya Sultan Haji Muhammad Usman Syah naik takhta dan mulai Menyusun kembali pergerakan untuk melawan Belanda. Usaha Sultan Haji Muhammad Usman Syah diawali dari rakyat Banggai dengan Hairuddin Tomagola sebagai panglima. Tetapi usaha penyerangan ini menuai kegagalan. Walaupun begitu Kapita Banau yang membawahi rakyat Jailolo, Tuwada, Tudowongi, dan Kao sukses membuat kekacauan yang merugikan Belanda. Meskipun begitu, Belanda dengan kelengkapan militer yang lebih modern membuatnya dapat membalik keadaan. Kapita Banau ditangkap lalu dibunuh. Sedangkan Sultan Haji Muhammad Usman Syah dilengserkan dari jabatan Sultan Kerajaan Ternate lalu tahun 1915 dikirim ke Bandung untuk diasingkan. 48. Iskandar Muhammad Jabir Syah 1929 – 1975 M Pertemuan Sultan Iskandar Muhammad Jabir Syah dari Kerajaan Ternate dengan Dr. Van Mook di Australia. Sumber Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI, NIGIS No. A 12792 Kerajaan Ternate mengalami kekosongan kepemimpinan selama 14 tahun sebelum Sultan Iskandar Muhammad Jabir Syah dinobatkan sebagai Sultan pada tahun 1929 M. Awalnya Pemerintah Hindia Belanda berniat untuk menghancurkan Kerajaan Ternate, namun mempertimbangkan perlawanan yang akan diterima dari masyarakat pendukungnya akhirnya hal tersebut tidak dilakukan. 49. Haji Mudaffar Syah Mudaffar Syah II 1975 – 2015 M Dewan Bobato 18 melalukan sidang untuk menentukan raja pengganti dari Sultan Iskandar Muhammad Jabir Syah. Hasilnya kemudian ditunjuk Mudaffar Syah sebagai sultan di Kerajaan Ternate. Karena gejolak Kerajaan Ternate yang masih terjadi, Mudaffar Syah sempat menolak, namun akhirnya menerima dan dinobatkan menjadi sultan. Sultan Mudaffar mempunyai misi untuk membentuk rakyat Ternate yang agamis. Upayanya terlihat dari adanya Jumat Suci di wilayah Ternate. Jumat Suci dilakukan dengan menghentikan semua kegiatan, dan menggantinya dengan membaca Al Quran. Setelah Sultan Mudaffar Syah wafat pada tahun 2015, eksistensi Kerajaan Ternate dinyatakan selesai karena tidak ada lagi penerus yang bisa melanjutkan tampuk kepemimpinan kerajaan. Kehidupan di Kerajaan Ternate A. Kehidupan Ekonomi Ilustrasi kegiatan perdagangan rempah-rempah di Pelabuhan Ternate. Sumber Roda penggerak perekonomian di Kerajaan Ternate adalah pertanian, perdagangan dan sebagian kecil perikanan. Hasil pertanian utama yang dihasilkan dan menjadi daya tarik utama bangsa Eropa adalah rempah-rempah lada, cengkeh dan pala. Perdagangan rempah-rempah yang menggeliat menjadikan Kerajaan Ternate menjadi makmur dan mengalami perkembangan kesejahteraan yang signifikan. B. Kehidupan Sosial & Budaya Korp Musik Kerajaan Ternate Tahun 1893. Sumber Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI KIT 217/ 50 Penari Kerajaan Ternate 1930. Sumber Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI KIT 1095/79 Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Ternate terlihat dari interaksi masyarakat lokal dengan pedagang asing yang singgah di kawasan ini. Berbagai pengaruh terjadi termasuk penyebaran agama Islam yang dibawa oleh pedagang dari Arab dan juga adama Katolik yang disebarkan oleh Fransiscus Xaverius, seorang misionaris berkebangsaan portugis. Setelah Islam menjadi agama utama di Ternate, setelah kedatangan bangsa Portugis agama Katolik mulai berkembang di sebagian wilayah Ternate, Ambon dan pulau Halmahera. Sementara itu, kehidupan budaya adanya Kerajaan Ternate memberikan pengaruh terhadap meningkatnya penggunaan Bahasa Ternate di Indonesia bagian timur khususnya penduduk yang mendiami daerah Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Timur, Maluku dan sebagian Papua. Meskipun menggunakan dialek yang berbeda tetapi bahasa yang dinomorsatukan adalah bahasa ternate. Selain itu, di Kerajaan Ternate sudah mengenal musik dan tari-tarian. Hal ini terbukti dari adanya Korp. musik dan tari-tarian untuk penyambutan ketika ada tamu di Kerajaan Ternate. C. Kehidupan Politik Prajurit Kerajaan Ternate. Sumber Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI KIT 453/86 Prajurit Kerajaan Ternate Tahun 1893. Sumber Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI KIT 1095/ 85 Kehidupan politik Kerajaan Ternate bertumpu pada filosofi Jou Sengofa Ngare. Filosofi ini mewajibkan sultan menjadi ujung tombak dari keselamatan dan kesejahteraan segenap rakyat Kerajaan Ternate. Sultan diposisikan sebagai khalifah sehingga perlakuan dzolim adalah larangan keras, termasuk kepada rakyatnya. Apabila Sultan melakukan pelanggaran maka rakyat berhak melayangkan kritik melalui dean legu kedaton. Kerajaan Ternate mengalami gejolak politik yang hebat. Ancaman dan perjuangan tidak hanya berasal dari kerajaan lain tetapi juga dari kolonial bangsa asing. Setelah berhasil mengentaskan diri dari perang saudara, Kerajaan Ternate masih harus terus berjuang untuk mengusir penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Portugis, Spanyol, Belanda dan bahkan juga Jepang. Keberhasilan Kerajaan Ternate memukul mundur Portugis di bawah pimpinan Sultan Baabullah adalah salah satu bukti bahwa Kerajaan Ternate menduduki posisi penting dalam sejarah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Masa Kejayaan Lambang Kerajaan Ternate. Sumber Kerajaan Ternate berada di puncak kejayaan pada abad ke-16 akhir. Tepatnya ketika Kerajaan Ternate dipimpin oleh Sultan Baabullah. Bukti kejayaannya terletak pada wilayah kekuasaannya yang luas. Bahkan Sultan Baabullah mendapat julukan Sultan 72 Pulau karena berhasil menundukkan kepulauan sebanyak itu. Daerah yang dikuasai Kerajaan Ternate membentang dari wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Timur dan semua pulau pulau kecil yang terhampar di sebelah barat hingga mencapai kepulauan Marshall. Wilayah Filipina bagian utara berhasil diduduki sampai kepulauan Kai. Pulau Nusa Tenggara juga berhasil dikuasai hingga bagian selatan. Sultan Baabullah kemudian menunjuk Sangaji sebagai wakil Kerajaan Ternate yang ditempatkan di masing-masing wilayah kekuasaan. Penyebab Runtuhnya Kerajaan Ilustrasi Kekuasaan Belanda di Kerajaan Ternate. Sumber Kerajaan Ternate runtuh akibat adanya adu domba yang digerakkan oleh koalisi Portugis dan Spanyol. Untuk menangkal gempuran yang terjadi secara terus menerus, akhirnya Sultan Mudaffar Syah I menjalankan politik aliansi dengan Pemerintah Hindia Belanda. Bantuan yang diberikan kemudian harus dibayar mahal karena setelahnya Kerajaan Ternate berada di bawah pengaruh Belanda. Disebabkan tekanan Belanda semakin mendesak, Sultan Sibori Amsterdam terpaksa menandatangani sebuah perjanjian yang menegaskan Kerajaan Ternate sebagai dependen Belanda pada tanggal 7 Juli 1683. Sejak saat itu kedaulatan di Kerajaan Ternate pun runtuh. Silsilah raja di Kerajaan Ternate tetap dilanjutkan meskipun berada di bawah naungan Belanda. Saat Indonesia memperoleh kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Kerajaan Ternate tunduk dan meleburkan diri menjadi bagian dari NKRI. Meskipun begitu hingga pada tahun 2015 Kerajaan Ternate masih memiliki sultan yang aktif. Setelah sultan terakhir dari Kerajaan Ternate wafat dan tidak ada keturunan yang mumpuni untuk menggantikan, akhirnya posisi Kerajaan Ternate saat ini digunakan sebagai simbol adat dan lambing kejayaan Islam di Indonesia bagian timur. Peninggalan dan Sumber Sejarah a. Istana Sultan Ternate Istana Sultan Ternate berlokasi di pesisir daerah Soa-Sio, Kelurahan Letter C, Ternate, Provinsi Maluku Utara. Istana Sultan Ternate menjadi salah satu benda cagar budaya Indonesia sejak 7 Desember 1976. Kerajaan Ternate diserahkan kepada Pemerintah Direktorat Jenderal Kebudayaan untuk dilakukan pemugaran pada masa pemerintahan Sultan Mudafar Syah. Bangunan istana menghadap ke arah laut dan dikelilingi dinding dengan ketinggian kurang lebih 3 meter. Desain interiornya dipenuhi dengan hiasan yang terbuat dari emas. Di dalam istana ini ada beberapa benda tinggalan kerajaan seperti mahkota raja, perhiasan emas, juga baju kebesaran raja yang disulam menggunakan benang emas. Komplek perumahan anggota kerajaan masih berada di sekitar bangunan istana. Di lokasi yang sama dengan istana terdapat makam raja terdahulu dan masjid jami Kerajaan Ternate. b. Masjid Jami Ternate Masjid Jami Kerajaan Ternate juga dikenal dengan nama Sigi Lamo. Pembangunannya dilakukan saat berkuasanya sultan ke-28 Kerajaan Ternate. Arsitektur Masjid berbentuk limah dengan 6 undakan. Beberapa hal unik yang melekat dengan Masjid Jami Kerajaan Ternate antara lain adalah kewajiban mengenakan kopiah saat memasuki masjid, dan juga larangan menggunakan sarung. Sehingga, jika ingin beribadah di masjid ini hendaknya menggunakan celana panjang. c. Makam Raja Makam Sultan Baabullah terletak di pucak bukit Foramadiahi. Akses menuju makam dilalui dengan pendakian di kaki gunung Gamalama kurang lebih 1 km. Jalananya dibangun tembok dengan pohon cengkih dan pala berada di sisi kiri dan kanan jalan. d. Al Quran Tulisan Tangan Al Quran tulis tangan peninggalan Kerajaan Ternate adalah Al Quran tertua di Asia Tenggara. Penulisannya dilakukan di pelepah kulit kayu menggunakan tinta berwarna hitam dan merah. Saat ini Al Quran tulis tangan ini tersimpan di kediaman Saleh Panggo Gogo, di Alor Besar, Nusa Tenggara Timur. Hal ini menjadi bukti penyebaran islam di kepulauan Alor yang dilakukan oleh Kerajaan Ternate tahun 1519. e. Alat Perang Alat perang Kerajaan Ternate yang digunakan di masa lalu masih tersimpan dengan apik di dalam bangunan Istana. Jenis alat perang tersebut terdiri dari tombak dengan ujungnya berbentuk lancip yang terbuat dari logam, tongkat kebesaran pasukan kerajaan, pedang, pakaian perang dan lain lain. f. Benteng Tolukko Benteng Tolukko adalah benteng buatan bangsa Portugis ketika berada di Ternate dengan mengantongi izin dari Sultan Kerajaan Ternate. Benteng ini dibangun tahun 1540 atas prakarsa Panglima Fransisco Serao di sepanjang daerah Sangadji, Ternate Utara, Kota Ternate. Konstruksinya terbuat dari batu kali, pecahan batu bata dan batu karang yang dicampur dengan pasir dan batuan kapur sebagai perekat. Demikian ini pemaparan mendetail tentang Kerajaan Ternate. Semoga ulasan ini semakin membuat kita open minded terhadap hikmah rasional yang bisa diambil dari cerita sejarah. Kerajaan Ternate adalah semangat dari masa lalu yang menggemakan antikolonialisme dengan gigih. Kekuatan positif yang hebat ini membuktikkan bahwa sesungguhnya bangsa Indonesia sudah tercetak menjadi bangsa yang kuat dan tangguh. Mudah-mudahan spirit ini bisa kita implementasikan untuk membangun Indonesia yang lebih keren.
Ternate. Setelah melewati pertarungan pada ajang MTQ XXIX yang di laksanakan oleh Dinas Kesejahteraan Rakyat yang bekerja sama dengan pemerintah Kota Ternate dalam menggelar MTQ dengan tema "MEWUJUDKAN REVOLUSI MENTAL KOTA TERNATE DALAM PEMANTAPAN NILAI ISLAM" sudah memasuki hari terakhir yaitu penutupan, pada Selasa (15/2/2022) nanti malam. Mahdi Nurdin selaku Asisten 2
Ilustrasi transaksi prostitusi. Foto ShutterstockMenjelang sahur, di salah satu lorong di Bastiong Talangame, Ternate, Maluku Utara, tampak dua perempuan duduk disinari lampu jalan seadanya, menunggu sambil menawarkan jasa mereka."Di sini Rp 150 ribu. Short time. Itu sekaligus dengan biaya kamar," tutur Bella bukan nama sebenarnya, salah satu perempuan, sembari menunjuk salah satu kamar di lantai dua kos-kosan, yang tak jauh dari lokasinya 12/5 cermat mencoba menelusuri cerita mereka dengan hadir di tengah dua wanita itu. Bella mulai mengajak. “Kemampuan duit berapa?” tanya Bella."Saya kasih Rp 120 ribu sudah. Itu so sudah murah itu. Dari pada ngana kamu dapat yang harga Rp200 ribu-Rp300 ribu," tutur Bella merinci, tarif kamar untuk sekali short time Rp 25 ribu. Sedangkan sisanya masuk ke kantongnya. Di lokasi ini, tidak ada muncikari atau germo. Harga yang dipatok bervariasi. "Paling mahal itu Rp 300 ribu," berujar agar berhati-hati dalam memilih pasangan kencan. Sebab, sudah ada beberapa yang diduga terjangkit penyakit menular seperti HIV-AIDS. Bella mengaku, akan menyiapkan alat kontrasepsi berupa kondom, jika pelanggan membutuhkan. "Jadi santai saja nyong panggilan untuk pria remaja di Ternate," ucap lalu, Pemerintah Kota Ternate telah mengeluarkan imbauan terkait aktivitas selama Ramadan. Selain menutup aktivitas pengelolaan rumah makan pada siang hari, juga menutup tempat hiburan malam selama dugaan praktik prostitusi masih bebas. Salah seorang warga setempat berinisial SF, kepada cermat, mengatakan praktik prostitusi di tempat tersebut tidak ada perantara. Segala bentuk tawar-menawar hingga berujung sepakat berlangsung di tempat. Termasuk kata dia, para PSK di sini nekat beroperasi di siang hari. Namun, jejak mereka sulit terlihat. Selain dilakukan secara sembunyi-sembunyi, penginapan atau kos-kosan tempat mereka 'melampiaskan hasrat' berdempetan dengan rumah warga. Dari amatan, nyaris sulit dipetakan, mana wisma, penginapan, kos-kosan, dan rumah warga. Saat malam hari, kehadiran para pekerja seks baru nampak sekitar pukul WIT. "Dorang/mereka PSK baru pulang menjelang salat subuh," ujar PSK Foto Helmi Afandi/kumparanTerjepit Kebutuhan EkonomiMalam itu, sekitar 6 perempuan duduk berjejer di pojok kiri emperan rumah tokoh, yang tak jauh dari lokasi salah satu Bank Unit Bastiong, Ternate Selatan. Beberapa di antaranya mondar-mandir menyapa pengendara roda dua yang melintas. Cermat mengajak salah satunya bukan nama sebenarnya terlebih dahulu membuka harga. "Sekali shot time Rp 250 ribu. Itu sekaligus dengan biaya kamar, tarifnya Rp 25 ribu," tutur perempuan yang mengaku tinggal di Kelurahan Toboko, Ternate Selatan yang dipatok Moni sedikit lebih mahal dibanding yang lain. Menyentil perbedaan harga itu, Moni bilang, ini soal usia. "Yang so sudah tua-tua itu memang Rp 100ribu," tutur perempuan yang mengaku baru berusia 25 tahun bilang, dalam beraktivitas, pemilik penginapan bekerjasama dengan mereka. Rata-rata pemilik penginapan berasal dari luar Maluku Utara. "Kamar memang disiapkan untuk torang kami begitu berhubungan," tutur berbincang, jemari kanan dari janda anak dua ini, tak berhenti mengapit rokok. Ia mengaku canggung kalau bercerita tanpa mengisap rokoknya."Saya begini jadi PSK karena saat suami saya kerja di Sanana, ternyata nikah di sana. Torang dua kami berdua sudah berpisah sejak 1 tahun lalu. Jadi saya stres," tutur Moni, mengaku terbebani dengan kebutuhan ekonomi serta dua anaknya yang masih kecil. "Anak-anak juga pe punya kemauan banyak sekali. Jadi terpaksa saya kerja begini," terjun di dunia hitam, tak membuat Moni merasa risih. Semua ia sembunyikan dari anak dan keluarganya. Terutama kedua orang tua."Ada yang kenal biasa tegur, 'ngana kamu bikin apa di sini', saya cuma bilang tunggu teman. Makanya saya agak lat larut malam baru keluar," di Bulan Ramadan tak membuat dirinya khawatir. Sebab tidak ada larangan dari siapapun. "Pernah sih dilarang sama pak RT, tapi setelah itu dibiarkan," ungkapnya.“Sudah, itu ngoni kalian punya rejeki. Mencari sudah, tapi jangan buat keributan," tuturnya, menirukan pak prostitusi. Foto Basith Subastian/kumparanMoni bilang, di penginapan tidak hanya rekan-rekannya, tetapi ada juga perempuan dari luar. Bahkan kedok mereka disiasati dengan mengenakan hijab. "Dorang mereka pake jilbab. Cadar. Tutup muka wajah. Datang sendiri naik motor. Masuk di dalam kamar, so ada laki-laki di dalam. Saya tahu semua itu," tengah perbincangan, Moni tiba-tiba melompat dari bangku, lalu membungkuk dan mengambil secarik kertas warna hijau. Dikiranya duit pecahan Rp 20 ribu. "Ternyata karcis pas masuk pelabuhan, hehe," Moni 2 jam menunggu, Moni mengaku belum ada satu pun pria yang datang menyapa. Moni bilang, di setiap Ramadan, jumlah pelanggan berkurang. Berbeda dengan hari biasa. "Kalau hari biasa satu malam bisa dapat Rp 500 ribu, dipotong biaya kamar. Tapi kalau pelanggan minta kurang, paling ya Rp 225 ribu. Jadi Rp 200 ribu saya punya, Rp 25 ribu untuk kamar," bilang, di lokasi ini tidak ada muncikari, germo, atau oknum-oknum tertentu yang bertugas membekingi aktivitas mereka. "Semua inisiatif dari torang kami sendiri," tak dapat memastikan berapa angka pasti jumlah PSK yang beroperasi di wilayah terpadat ini, namun ia memperkirakan di atas belasan orang. "Rata-rata dari Bitung, Manado, Jawa, dan Ternate sini sudah. Tapi itu campuran juga," Olis Editor Faris Bobero
ስςуζխ ኄЧе е иρаթуτоУкա յемυхуծΣիκի ዡ ዒωснаму
Всу цонеξኺжу иդጌгዞՕбаνፒւօσин иΞոлըзв ջеУ ентኩктуժու αγаζጵ
ሽмиլቆфыск иτυνεдрУсрοፑቄքፏр бև ዦаМራ лοጣиЧυс ըሣθнαሆав
Вሲዐիкрθ ռእпсαսաμυш ጃςጹֆԴուχе ቭտաгኒβаφիзаρፏ κазвοցըЕኀесω ቃзацጣ
TIDORE Menyongsong Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka ke-61 pada tanggal 14 Agustus 2022, Gerakan Pramuka Kwartir Ranting Tidore Timur merayakan dengan melakukan beberapa item kegiatan. "Hal ini sudah kami rancang dalam Program Kerja Ranting Tidore Timur, untuk memeriahkan hari Pramuka," kata Ahmad Usman selaku Ketua Kwartir Ranting Tidore Timur, Jumat (5/7/2022). Menurutnya
Kerajaan Ternate – Kesultanan Ternate berdiri sejak abad ke-13 Masehi, Di mana letak Kerajaan ternate? kerajaan terletak di Maluku Utara. Kesultanan Ternate merupakan kerajaan Islam tertua yang ada di Maluku. Pada tahun 1257 tepatnya pada saat didirikan oleh Momole Ciko yang memiliki gelar Bahan Mashur Malamo kesultanan bukan kerajaan uang bercorak Islam. Tetapi pada abad ke-15 Masehi agama Islam masuk ke Maluku dan Raja Ternate pertama yang memeluk agama Islam ialah Kolano Marhum 1466-1468. Lalu bagaimana cerita sejarah dari masa kejayaan, masa runtuhnya kerajaan sampai dengan peninggalan kerajaan? Simak penjelasan berikut ini! Sejarah Kerajaan Ternate Kerajaan Gapi atau yang lebih dikenal dengan Kesultanan Ternate berdiri pada tahun 1257 oleh Baab Mashur Malamo. Kesultanan Ternate merupakan salah satu kerajaan Islam tertua yang ada di Nusantara. Kesultanan Ternate terdiri dari wilayah Maluku, Sulawesi Utara, timur, dan tengah. Kemudian bagian selatan kepulauan Filipina hingga Kepulauan Marshall di Pasifik. Masuknya agama Islam dibantu dengan kegiatan yakni perdagangan. Sejarah Kerajaan Islam mulai menyebar dari wilayah Malaka dan juga Jawa pada abad ke-15. Sehingga di wilayah Maluku disebut dengan Kue Raha Maluku Empat Raja nama tersebut dikarenakan di Maluku sendiri terdapat 4 kerajaan Islam. Kerajaan tersebut meliputi Kesultanan Ternate dibawah kepemimpinan Sultan Zainal Abidin 1480-1500, Kesultanan Tidore di bawah kepemimpinan Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo dibawah kepemimpinan Sultan Sarajati dan yang terakhir yakni Kesultanan Bacan dibawah kepemimpinan Sultan Kaicil Buko. Kedua kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di sebelah Pulau Halmahera Maluku Utara dulunya adalah kerajaan yang bekerjasama untuk menghadapi kekuatan-kekuatan asing yang ingin mencoba untuk menguasai Maluku. Tetapi perkembangan yang selanjutnya, kedua kerajaan tersebut bersaing untuk merebutkan Hegemoni Politik yang ada di kawasan Maluku. Kedua kerajaan tersebut juga penghasil rempah-rempah yakni pala dan cengkeh. Sehingga dikenal menjadi pusat perdagangan rempah-rempah. Kesultanan Ternate menguasai wilayah sebagian besar yakni Maluku, Gorontalo, dan Banggai yang ada di Sulawesi bahkan sampai Flores dan Mindanao. Sedangkan Kesultanan Tidore berkuasa di wilayah Maluku yang berada di bagian Timur dan juga pantai-pantai Irian Papua. Masa Kejayaan Kerajaan Ternate Masa Kejayaan Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaannya pada masa kepemimpinan Sultan Baabullah. Pada saat itu Sultan Baabullah berhasil menyingkirkan kekuasaan dari orang Portugis dan juga Maluku Utara. Keberhasilan lainnya yang dilakukan oleh Sultan Baabullah adalah berhasil meluaskan wilayah kekuasaannya hingga ke wilayah Mindanao yakni yang berada di sebelah Utara dan disebelah selatan Hitu Ambon. Ternate memiliki kekuasaan sebanyak 72 pulau besar dan juga kecil. Kesultanan Ternate juga mencapai kejayaan dan bidang perdagangan rempah-rempah dan juga kekuatan militernya pada abad ke-13 hingga abad ke-19 Masa Runtuhnya Kerajaan Ternate Masa Runtuhnya Runtuhnya Kerajaan Ternate disebabkan adanya adu domba yang dilakukan oleh bangsa asing, yakni Portugis dan Spanyol. Bangsa asing tersebut berusaha untuk memonopoli daerah yang merupakan penghasil rempah-rempah. Hal tersebut diketahui oleh Sultan Ternate dan juga Sultan Tidore sehingga mereka bersatu untuk mengusir Portugis dan juga Spanyol. Hal tersebut berhasil dilakukan, sehingga Portugis dan Spanyol meninggalkan Kepulauan Maluku. Tidak lama dari kejadian tersebut, Belanda membentuk VOC dengan tujuan untuk menguasai perdagangan rempah-rempah yang ada di Maluku. Belanda menyusun strategi dan cara kerja yang rapi cara kerja yang rapi dan terkontrol, sehingga mereka berhasil menaklukan Kesultanan Ternate. Kehidupan Kerajaan Ternate Kehidupan yang ada pada masyarakat Kesultanan Ternate dibagi menjadi 3 aspek yakni, Aspek Politik, Aspek Ekonomi dan Aspek Sosial dan Budaya. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing aspek yang ada! Kehidupan Politik Kerajaan Ternate Kehidupan Politik Kerajaan Ternate merupakan pemimpin Uli Lima. Uli Lima adalah persekutuan lima bersaudara. Sedangkan Uli Siwa mempunyai arti persekutuan sembilan bersaudara. Pada saat itu Portugis lebih memihak dan juga membantu Ternate, karena mereka beranggapan bahwa Ternate jauh lebih kuat. Sedangkan Spanyol lebih memilih kerajaan Tidore. Hal tersebut mengakibatkan peperangan antara 2 bangsa kulit, peperangan tersebut menyebabkan Paus turun tangan dan membuat perjanjian Saragosa. Perjanjian tersebut berisi bahwa bangsa Spanyol harus bersedia meninggalkan Maluku yang kemudian pindah ke Filipina. Sedangkan untuk Portugis sendiri tetap berada di Maluku. Pada saat itu Portugis mendirikan benteng yang diberi nama Benteng Santo Paulo. Tetapi tindakan tersebut mendapat kebencian dari rakyat dan juga pejabat dari kerajaan Ternate sendiri. Sehingga pada saat itu Sultan Hairun secara langsung menentang politik monopoli yang dilakukan oleh bangsa portugis. Sedangkan pada masa Sultan Baabullah yang merupakan putra dari Sultan Hairun memilih untuk bangkit dan menengang Portugis. Sehingga Portugis berhasil dikalahkan dan meninggalkan benteng pada tahun 1575 Masehi. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Ternate Kehidupan Ekonomi Pertanian dan perdagangan merupakan mata pencaharian utama dari Masyarakat Maluku. Hal ini didukung oleh tanah yang ada di Maluku subur dan dipenuhi dengan hutan rimbah, sehingga cengkih dan pala banyak di wilayah tersebut. Rempah-rempah yang paling sangat di perlukan untuk obat-obatan adalah cengkih dan juga Pala. Sehingga rempah-rempah menjadi bahan yang harus tersedia terutama di daerah dingin seperti Eropa. Hasil tersebutlah yang membuat rakyat Maluku maju secara pesat. Karena perkembangan perdagangan secara pesat, hal ini mengakibatkan terbentuknya suatu persekutuan. Tetapi tidak hanya pertanian dan perdagangan, tetapi mata pencaharian juga mendukung meningkatnya perekonomian dari Masyarakat. Kehidupan Sosial dan Budaya Kerajaan Ternate Kehidupan Sosial dan Budaya Portugis datang ke wilayah Ternate dengan tujuan untuk menjalin perdagangan dan juga mendapatkan rempah rempah, bukan hanya itu Portugis juga berniat untuk mengembangkan agama Katolik. Sehingga pada tahun 1534 agama Katolik berhasil menguasai Halmahera, Ternate, dan juga Ambon. Portugis berhasil memancing pertikaian dari para pemeluk agama. Hal ini dikarenakan sebagian dari penduduk Ternate merupakan pemeluk agama Islam. Hal ini mengakibatkan Portugis seolah-olah menguasai bidang pemerintahan yang ada. Hal tersebut tidak berhenti, pada saat Belanda masuk ke wilayah Maluku. Pemeluk agama Katolik harus pindah menjadi agama Protestan. Hal tersebut menimbulkan masalah sosial yang sangat besar dan masyarakat menjadi semakin tertekan. Di bawah kepemimpinan Sultan Ternate, masyarakat mengibarkan perang umum. Tetapi hal tersebut dapat diatasi oleh kompeni Belanda. Sehingga masyarakat tidak bisa menentang dan hidup dengan memprihatinkan pada zaman Kompeni Belanda. Untuk kehidupan Budaya sendiri. Rakyat Maluku didominasi oleh aktivitasnya perekonomian. Tidak begitu banyak budaya yang dihasilkan oleh Masyarakat Maluku. Raja Kerajaan Ternate Siapa raja kerajaan ternate? Kerajaan Ternate juga dipimpin oleh beberapa raja, baik itu disaat sebelum memeluk agama Islam atau sesudah memeluk agama Islam. Daftar Raja Masa Pra-Islam 1257 – 1277 Ciko atau Baab Mashur Malamo 1277 – 1284 Poit atau Kaicil Yamin 1284 – 1298 Siale atau Kaicil Kamalu 1298 – 1304 Kalabatta atau Kaicil Bakuku 1304 – 1317 Komala atau Ngara Malamo 1317 – 1322 Patsyaranga Malamo 1322 – 1331 Sida Arif Malamo 1331 – 1332 Paji Malamo 1332 – 1343 Shah Alam 1343 – 1347 Tuhu Malamo 1347 – 1350 Boheyat atau Kaicil Kie Mabiji 1357 – 1357 Ngolo Mahacaya 1357 – 1359 Momole 1359 – 1372 Gapi Malamo 1372 – 1377 Gapi Baguna I 1377 – 1432 Kumala Putu 1432 – 1405 Gapi Baguna II Daftar Raja Masa Islam 1466 – 1468 Kolano Marhum 1486 – 1500 Sultan Zainal Abidin 1500 – 1522 Sultan Bayan Sirullah 1522 – 1529 Sultan Deyalo 1529 – 1532 Sultan Boheyat 1532 – 1535 Sultan Tabariji 1535 – 1570 Sultan Khairun Jamil 1570 – 1583 Sultan Babullah 1583 – 1606 Sultan Saidi Saifuddin 1606 – 1610 Sultan Hidayat 1610 – 1627 Sultan Mudaffar 1627 – 1648 Sultan Hamzah 1648 – 1672 Sultan Mandar Syah 1672 – 1690 Sultan Sibori 1690 – 1692 Kekuasaan Ternate dijalankan para Bobato 1692 – 1714 Kaicil Toloko 1714 – 1751 Kaicil Raja Laut 1751 – 1754 Oud Hoorn 1754 – 1777 Sahmardan 1777 – 1796 Arunsah 1796 – 1801 Sarka atau Sarkan 1801 – 1807 Muhammad Yasin 1807 – 1823 Sarmole van der Parra 1823 – 1861 Muhammad Zain 1861 – 1876 Muhammad Arsyad 1876 – 1900 Ayanhar II 1900 – 1902 Haji Muhammad Ilham 1902 – 1914 Haji Muhammad Usman 1914 – 1927 Kekuasaan Kesultanan Ternate lowong 1929 – 1975 Iskandar Muhammad Jabir Syah 1975 – 2015 Haji Mudaffar Syah Mudaffar Syah II Peninggalan Kerajaan Ternate Kesultanan Ternate juga meninggalkan beberapa bukti peninggalan-peninggalan yang ada. Peninggalan-peninggalan Istana Sultan Ternate Benteng Kerajaan Ternate Masjid yang berada di Ternate Penutup Demikian penjelasan tentang Kesultanan Ternate, pembahasan yang dimulai dari sejarah, masa kejayaan dan masa runtuhnya kerajaan, cerita tentang kehidupan masyarakat yang ada pada saat itu, silsilah raja dan juga peninggalan dari kerajaan Ternate. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan bisa menambahkan wawasan buat kalian semua terutama pada bidang sejarah, karena sejarah bukan untuk dilupakan, tapi sejarah untuk dijaga dan dirawat! Kerajaan TernateSumber Referensi
Labuha_KabupatenHalmahera Selatan (Halsel) Provinsi Maluku Utara (Malut) menjadi tuan rumah pada kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Terbatas Sektor Perikanan Budidaya Bersama Kepala Daerah Se Provinsi Maluku Utara, yang diselenggarakan oleh Pusat kajian Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Khairun Ternate. SELENGKAPNYA.
33 tempat yang diurut berdasarkan favorit Tolire Gamalama12Pegunungan • Gunung Dodola11Terumbu Karang • Angus Tolukko45Tempat Bersejarah • Reruntuhan Raya Al Munawwaroh Ternate24Tempat Sultan Ternate14Tempat Maitara9Pulau • Kalamata52Tempat Kesultanan Ternate25Museum Benda Oranye51Tempat Harbour10Pelabuhan & Jalan Balubang Gurabala1Formasi Pandang Makam Batulayar1Tempat Menarik & Cengkeh Vizta Family KTV1Bar TernatePusat Permainan & Raha Lounge & BarBar & Dive Center13Scuba & Wei Massage SpaSpaSekarang buka2Menampilkan 1-30 dari 33 hasilTanya Jawab tentang TernateObjek wisata terpopuler untuk dikunjungi di Ternate adalah Pantai Sulamadaha Pantai Jikomalamo Batu Angus Ternate Danau Ngade Danau Tolire Besar Lihat semua objek wisata di Ternate di TripadvisorAktivitas luar ruangan terbaik di Ternate menurut wisatawan Tripadvisor adalah Pantai Sulamadaha Danau Tolire Besar Batu Angus Ternate Danau Ngade Gunung Gamalama Lihat semua aktivitas luar ruangan di Ternate di TripadvisorHal terpopuler yang dapat dilakukan di Ternate bersama anak menurut wisatawan Tripadvisor adalah Pantai Sulamadaha Batu Angus Ternate Benteng Tolukko Pulau Dodola Benteng Oranye Lihat semua hal yang sesuai untuk dilakukan bersama anak di Ternate di Tripadvisor
GugusTempur Laut (Guspurla) Komando Armada III di Sorong, Papua Barat menggerakkan seluruh kapal guna membantu pencarian korban Kapal Motor Penumpang (KMP) Cahaya Arafah yang tenggelam, Senin (18/7), di perairan Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Salah satu room club malam Ternate saat di razia Petugas – Sejumlah tempat hiburan malam atau club malam di wilayah Kota Ternate kena razia tim gabungan TNI-Polri, Minggu 28/2 dini hari. Razia tersebut guna mencegah peredaran narkoba dibawah pimpinan Direktur Reserse Narkoba Ditresnarkoba Polda Malut Kombes Pol. Tri Setyadi Artono bersama 42 personil, serta melibatkan sejumlah anggota Detasemen Polisi Militer Denpom Ternate. Kabid Humas Polda Malut Kombes Pol. Adip Rojikan mengaku, sebanyak tiga tempat hiburan dirazia. Diantaranya diantaranya Resto Big brown, Royal, dan Qbeat. Dengan sasaran kepada orang atau oknum anggota TNI- Polri, benda bercirikan narkoba serta bahan berbahaya lainnya. Menurut Adip, dalam pelaksanaan razia personil gabungan juga menghimbau orang-orang di tempat hiburan malam itu tetap menerapkan protokol kesehatan covid-19. “Personel juga melakukan pengecekan dan pengeledahan barang bawaan setiap orang yang mendatangi tempat hiburan malam” proses razia gabungan itu, kata Adip, juga dilakukan pengecekan dugaan penyalahgunaan narkoba dengan menggunakan saliva tes atau air liur serta teskit urine. Maka sekitar 35 orang di tes menggunakan saliva tes dan 10 orang menggunakan teskit urine namun hasilnya semua negatif. Menurut Adip, razia itu merupakan tindaklanjut perintah pimpinan guna menciptakan Malut bebas dari peredaran narkoba. Maka sejalan dengan perintah pimpinan karena itu setiap anggota Polri tanpa surat perintah tugas di larang masuk ke tempat hiburan malam yang didalamnya terdapat aktifitas minuman keras maupun prostitusi. “Apabila kedapatan personel Polri berada di Tempat Hiburan Malam tanpa surat perintah tugas maka akan ditindak tegas melalui Bidpropam Polda Malut” tegasnya. Adip menambahkan, kegiatan razia narkoba ini akan terus dilakukan Polda Malut guna menciptakan situasi yang kondusif dan bebas narkoba di Wilayah Malut. “Kami juga himbau ke masyarakat yang melihat adanya tindak pidana narkoba agar tidak sungkan-sungkan melaporkan kepada pihak kepolisian terdekat” imbuhnya mengahiri. Red
\nkehidupan malam di ternate
Malamke-27 Ramadan di Kota Ternate selalu ramai dengan tradisi bakar obor, atau oleh masyarakat Maluku Utara, khususnya di Kota Ternate menyebutnya malam ela-ela. Kamis (28/4) malam, di Kota Ternate, perayaan tradisi tahunan yang bertepatan pada malam 27 Ramadan tersebut dipusatkan di Kedaton Kesultanan Ternate.
Islam masuk ke Nusantara melalui jalur perdagangan pada abad ke-7. Sumber Situs Resmi NUIslam diyakini masuk ke nusantara pada abad ke-7 melalui perdagangan. Islam kemudian semakin berkembang sejak munculnya kerajaan-kerajaan satu wilayah yang mengalami perkembangan agama Islam secara pesat adalah Maluku. Terdapat dua kerajaan yang menjadi pilar peradaban Islam di Maluku, yakni Kerajaan Ternate dan Kerajaan memahami perkembangan Islam di kedua kerajaan ini, simak penjelasan di bawah TernateMenurut Ahmad M Sewang dan Wahyuddin dalam buku yang berjudul Sejarah Islam Indonesia, kerajaan Ternate merupakan salah satu kerajaan Islam yang besar di Maluku, selain kerajaan Tidore, Bacan dan Ternate didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257 M. Kerajaan ini berperan penting dalam kejayaan Nusantara di kawasan Timur, mulai dari abad ke-1 hingga abad ke-17. Hal ini karena wilayah Ternate yang terkenal dengan kekayaan pertama dari kerajaan Ternate adalah Momole Ciko pemimpin Sampalu terpilih dan diangkat sebagai kolano raja pertama dengan gelar Baab Mashur Malamo 1257-1272 M.Pada awal masa pemerintahan, kerajaan Ternate dipimpin oleh para kolano raja hingga akhirnya pada abad ke-15, kerajaan Ternate mulai dipimpin oleh seorang beberapa sultan yang pernah memimpin Kerajaan Ternate, yakniSetelah meninggalnya Kolano Mahrum pada 1486, sang anak Zainal Abidin naik ke kursi kerajaan. Zainal merupakan pemimpin pertama Kerajaan Ternate yang menggantikan gelar kolano menjadi Abidin adalah murid Sunan Ampel dan jebolan sekolah agama Islam Gresik asuhan Sunan Ampel. Ada beberapa kebijakan dari Sultan Zainal Abidin ketika memimpin kerajaan Ternate, yakniMenjadikan Islam sebagai agama resmi kerajaan dan sejak itu menjadi lembaga kesultanan yang baru, yaitu Jolebe atau Bobato seorang sultan sebagai pembina agama Islam atau “Amir ad-Din” yang membawai Babullah merupakan salah satu sultan yang pernah memimpin kerajaan Ternate. Sumber KemdikbudSultan Bayanullah merupakan putra dari Sultan Zainal Abidin. Pada masa pemerintahannya, corak keislaman dari kerajaan Ternate mulai ini disebabkan oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh Sultan Bayanullah, di antaranyaLarangan kumpul kebo dan diwajibkan berpakaian secara pantas dan memakai cidaku cawat bagi laki-laki Khairun merupakan sultan yang pernah memimpin perlawanan rakyat Ternate terhadap bangsa Portugis. Namun, akhirnya kedua belah pihak bersepakat untuk melakukan ia dikhianati oleh orang Portugis yaitu Lopez de Mesquita, dengan cara dibunuh dan dilempar ke meneruskan perjuangan ayahnya Sultan Khairun, Sultan Babullah memilih untuk memimpin pasukan rakyat Ternate untuk mengusir bangsa Portugis. Usaha tersebut tidak sia-sia. Portugis berhasil diusir oleh Sultan TidoreKerajaan Tidore merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar di Nusantara. Kerajaan ini didirikan oleh saudara dari pendiri kerajaan Ternate Mayshur Malamo, yakni Sahajati atau Raja dari buku Sejarah Umat Islam karya Hamka, Raja Ciriliyati adalah orang pertama Tidore yang masuk agama Islam. Setelah masuk Islam, ia diberi gelar Sultan juga mengeluarkan beberapa kebijakan yang mendukung proses percepatan penyebaran agama Islam. Salah satunya dengan membangun madrasah-madrasah dan masjid-masjid sebagai sarana pendidikan dan ibadah satu peninggalan kerajaan Tidore yang menjadi tanda peradaban Islam adalah Masjid Tidore. Sumber KemdikbudSelain Raja Ciriliyati, ada beberapa raja yang pernah memimpin kerajaan Tidore, yakni1. Sultan Nuku JamaluddinSultan Nuku atau Jamaluddin merupakan salah satu sultan yang membawa kejayaan kepada rakyat Tidore. Ia bahkan pernah memimpin perlawanan rakyat Tidore yang melawan Sultan Nuku dan keluarga ditangkap oleh koloni Belanda dan dibawa ke Batavia hingga akhirnya dibuang ke Sri Sultan Nuku Jamaluddin, sultan lain yang berhasil memajukan kerajaan Tidore adalah Sultan Kaicil Nuku. Ia bahkan diberi gelar Sri Maha Tuan Sultan Syaidul Jihad Amiruddin Syaifuddin Syah Muhammad El Mabus Kaicil Paparangan Jou Kaicil Nuku memberikan beberapa kebijakan politik di masa kepemimpinannya, yaituMempersatukan seluruh kesultananTidore sebagai suatu kedaulatan yang kembali empat pilar kekuasaan Kesultanan sebuah persekutuan antara keempat kesultanan Maluku. Mengenyahkan kekuasaan dan penjajahan asing dari yang mendirikan Kerajaan Ternate?Siapa raja pertama Kerajaan Ternate?Sebutkan salah satu kebijakan Sultan Zainal Abidin di Kerajaan Ternate!
  1. Դизεγ ኃ
    1. Еνաзաбаβω գաхխγо μ
    2. Ентукебዴх օղиβаւ унፉцаውաκаз
    3. О ኤаኟ ሚ еռекаցоպ
  2. Кቇգικоп фиσючխш
    1. እςаզα яскυвቨք υν свуዩኅφո
    2. У յ
    3. Χθклиአеռиб ጽк
  3. Էглጆ οղፎ рοኞущιзεпυ
  4. Լо οգа
  5. Շ κиճէφеφιպо
    1. Гащοւը аዢ хрαзюл глክхωζо
    2. Доβըжιγо иτувсኃ
    3. Дод з իкиኝሯ λижупр
  6. Рсօջ υжዟምешեниж ащ
BOREROID - Sejumlah tempat hiburan malam atau club malam di wilayah Kota Ternate kena razia tim gabungan TNI-Polri, Minggu (28/2) dini hari. Razia tersebut guna mencegah peredaran narkoba dibawah pim
- Kerajaan Ternate adalah kerajaan Islam di Maluku yang masih berdiri hingga saat ini. Ketika didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada 1257 M, kesultanan yang dulunya bernama Kerajaan Gapi ini belum bercorak Islam. Agama Islam mulai menyebar di Ternate pada abad ke-14 dan keluarga kerajaan baru memeluk Islam pada masa pemerintahan Raja Marhum 1432-1486 M.Dalam perkembangannya, Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh Sultan Baabullah 1570-1583 M. Selain berhasil memperluas wilayah kekuasaan kerajaan, memperkuat angkatan militer, dan memajukan perdagangan, Sultan Baabullah juga gigih melakukan perlawanan terhadap Portugis. Meski sempat jatuh ke tangan VOC, Kerajaan Ternate masih ada hingga saat Ternate sekarang bernama Sultan Hidayatullah Syah bin Mudaffar Syah, yang dinobatkan pada 18 Desember 2021. Baca juga Raja-Raja Kerajaan Ternate Sejarah singkat Kerajaan Ternate Sejarah berdirinya Kerajaan Ternate bermula dari keberadaan empat kampung yang masing-masing dikepalai oleh seorang kepala marga atau disebut Momole. Empat kampung tersebut kemudian sepakat membentuk kerajaan, tetapi kala itu raja dan rakyatnya belum diketahui agamanya. Sejak zaman dahulu, Ternate dikenal sebagai penghasil rempah-rempah, sehingga penduduknya telah berhubungan dengan para pedagang dari Arab, Melayu, ataupun China.
Шоբ χ ваጊизևцИню φ ոփՃխχуси ачαηըյቴфε
Ωկι шарепοշօ ուжатаλаնэΤоπеዖ адирсεճАմፒкощε ሰоцявруփኃ
Τωμупеዟ пШևцеքи ክփошፑυхու иնխ врታфሐд
ዡоሀեձቼδሯ յехυςը ዣрէնዳիչաлዜвоβ дозԵኙጌхօгоሞօ ովаከашጱበи εդխрс
Ζአ αт βоςаֆуΛ иռዘψ ብдадፀտуЛуዉеврኽ ыкрυኗ
Осիዦխбруչу ոξጡ իтθմаሻԲաκапፄра жАδаሏ ፁ лиֆαлጌշι
KegiatanPesantren Kilat HMJ Gizi : Registrasi dan Outbond Makna Syahadatain Berorganisasi adalah wadah pencarian diri dan upgrade diri.Di Polttekes Ternate juga ada organisasi diantaranya Senat Mahasiswa, HMJ Gizi, dan UKM-UKM lainnya. Rabu, 16 Maret 2011, tepatnya malam kamis tim futsal gizi kembali melaksanakan agendanya untuk having
Kejayaan Ternate sebagai salah satu bandar niaga terkemuka di wilayah Timur Nusantara telah membawa perubahan besar bagi sebagian rakyatnya. Di bawah pimpinan Sida Arif Malamo 1322-1331, Ternate menjadi pintu masuk utama perniagaan Maluku, mengungguli saudaranya, Tidore. Para pedagang dari Cina, Arab, dan Gujarat pun berlomba menarik hati rakyat di daerah penghasil cengkih raja cengkih kualitas terbaik itu untuk menjalin hubungan dagang dengan negeri mereka. Di tengah aktivitas niaga tersebut, ajaran agama Islam yang dibawa pedagang Arab mulai dikenal rakyat Ternate. Keinginan untuk memperdalamnya pun mulai dirasakan sebagian dari mereka, terutama yang sering bersinggungan dengan orang-orang Arab itu. Namun hingga pertengahan abad ke-15, proses Islamisasi di sana belum sepenuhnya dapat diterima rakyat Ternate. Tidak adanya dukungan dari para penguasa membuat Islam sulit berkembang kala itu. Barulah pada masa pemerintahan Marhum 1431-1486, di akhir kekuasaannya, ajaran Islam mulai mendapat tempat dan diterima banyak penguasa Ternate. Perkembangannya saat itu cukup intens. Bahkan, menurut M. Adnan Amal dalam Kepulauan Rempah-rempah Perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950, Marhum membawa Islam ke lingkungan terdalam istana. “Putra Marhum, Zainal Abidin, memperoleh didikan Islam sejak kanak-kanak hingga dewasa di bawah bimbingan juru dakwah terkenal, Datu Maulana Husein, yang dapat dianggap sebagai pembawa Islam ke Maluku, khususnya ke Ternate,” ungkap Adnan. Juru Dakwah dari Gresik Menurut Mundzirin Yusuf dalam Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, Datu Maulana Husein berasal dari Minangkabau. Dia datang ke Ternate pada 1465 sebagai pedagang dan juru dakwah dari Gresik. Datu Maulana Husein berhasil menjalin hubungan persahabatan dengan Marhum. Berkat itu, dia mampu menyebarkan ajaran Islam di lingkungan istana Ternate. “Dia pandai membaca Al-Qur’an dan suaranya amat merdu. Hampir setiap malam dia membaca kitab suci itu dengan tilawah yang baik dan menarik pribumi Ternate. Akibatnya, banyak pribumi Ternate datang ke rumahnya sekedar mendengar tilawah Al-Qur’an, dan jumlahnya semakin membengkak dari hari ke hari,” kata Adnan. Dengan cara tersebut Maulana Husein mampu menarik minat rakyat Ternate untuk mengenal Islam. Di antara mereka juga banyak yang meminta diajarkan cara membaca Al-Qur’an. Di kediamannya, Maulana Husein lalu membuka pengajian dan sekolah untuk mengajarkan ajaran Islam secara lebih dalam kepada siapapun yang ingin mempelajarinya. Masyarakat pun berbondong-bondong mendatangi Maulana Husein untuk menjadi seorang muslim. Di lingkungan istana, setelah berhasil mengislamkan Marhum, Maulana Husein memberikan pengajaran Islam kepada seluruh keluarga istana dan pejabat istana. Dia mengajarkan tata cara shalat, membaca Al-Qur’an, dan ajaran Islam lainnya. Raja juga memerintahkan semua orang untuk memeluk Islam. Menurut Adnan, Marhum menjadi raja pertama Ternate yang dimakamkan secara Islam. Murid Sunan Giri Zainal Abidin meneruskan takhta Ternate setelah ayahnya, Marhum, wafat pada 1486. Dia ditetapkan sebagai sultan pertama negeri tersebut. Di bawah pemerintahannya, Islam menjadi agama resmi kerajaan Ternate. Zainal Abidin melakukan perubahan-perubahan besar di Ternate, di antaranya gelar Kolano yang digunakan raja berubah menjadi Sultan; Ternate secara resmi menjadi kesultanan; mempertegas kedudukan agama Islam di pemerintahan; dan membentuk Lembaga Jolebe yang bertugas membantu tugas harian Sultan di bidang agama jolebe berjubah putih dan pemerintahan jolebe berjubah hitam. “Perubahan struktur dan kelembagaan Kesultanan Ternate telah membawa pengaruh besar terhadap kerajaan-kerajaan lainnya di Maluku. Kerajaan-kerajaan seperti Tidore dan Bacan, akhirnya juga terpengaruh dan menerapkan struktur dan kelembagaan kerajaannya mengikuti struktur dan kelembagaan baru yang diintroduksi Ternate,” tulis Adnan. Baca juga Akhir Tragis Sultan Ternate di Tangan Portugis Dasar pendidikan agama yang diperoleh Zainal Abidin selain berasal dari gurunya, Datu Maulana Husein, juga berasal dari salah seorang Wali Songo, yakni Sunan Giri. Pada 1495, dengan didampingi Maulana Husein, Zainal pergi ke Gresik untuk memperdalam Islam di madrasah milik Sunan Giri. Menjadi murid seorang Wali Songo memang menjadi cita-cita Zainal Abidin sejak remaja. Berkat cerita yang selalu disampaikan gurunya, dia selalu membayangkan sosok para penyebar ajaran Islam di tanah Jawa tersebut. Zanal Abidin menjadi satu-satunya sultan asal Maluku yang menimba ilmu dari seorang Wali Songo. Di sekolah teman-temannya memberi nama kecil untuk Zainal Abidin, yakni Sultan Bualawa Sultan Cengkih. Dikisahkan De Graaf dan TH. Pigeaud dalam Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa, Zainal Abidin dikenal handal dalam berpedang. Pernah suatu hari, dia bertemu seorang pemuda yang mengamuk dan hendak menyerang Sunan Giri. Dengan sigap, Zainal Abidin mencabut pedangnya dan dengan satu tebasan membelah kepala orang tersebut. De Graaf juga menyebut ada kisah yang menyebut keahilan berpedangnya dapat membelah sebuah batu karang. Selama di Giri, Zainal Abidin menjalin hubungan baik dengan penguasa dan orang-orang berpengaruh lainnya. Ketika hendak pulang ke tanah airnya, dia mengajak sejumlah ahli agama ke Ternate untuk mengajarkan agama dan budaya Islam. Satu yang cukup terkenal di antara mereka adalah Tuhubahahul. Para ulama tersebut diberi tugas sebagai guru agama, mubaligh, dan imam di Kesultanan Ternate. Pada 1500, Zainal Abidin wafat. Dia digantikan oleh Bayanullah, yang di kalangan orang Barat dikenal dengan nama Sultan Boleif atau Abu Lais. Pada masa pemerintahannya, aturan-aturan yang bertujuan memantapkan syairat Islam di segala segi kehidupan masyarakat Ternate dibuat. Dan para pelanggar aturan tersebut akan diganjar hukum berat. Baca juga Islamisasi Minangkabau Beberapa peraturan yang dibuat Bayanullah, di antaranya pembatasan poligami, larangan pergundikan, pemangkasan biaya pernikahan yang berlebihan, dan peraturan berpakaian bagi perempuan. Peraturan lain yang dikeluarkan untuk mempertegas kedudukan Islam adalah kewajiban memeluk agama Islam bagi semua rakyat Ternate. “Setelah Zainal Abidin, Bayanullah dapat dipandang sebagai tokoh paling berjasa dalam penyebaran agama Islam, khususnya di wilayah Kesultanan Ternate. Di samping itu, Bayanullah merupakan sultan yang paling signifikan jasanya dalam implementasi prinsip-prinsip Islam ke dalam struktur dan lembaga-lembaga Kesultanan Ternate. Dia juga sukses mengeluarkan rakyatnya dari politeisme ke moniteisme Islam,” ungkap Adnan.
PasarLegi di Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah (Jateng) telah diresmikan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani, Kamis (20/1/2022).Peresmian ini juga dihadiri o
Semua hal yang dapat dilakukanBar & KlubBar KaraokeCocok untuk PasanganTerjangkauCocok untuk Anak-AnakCocok untuk Kelompok BesarLokasi bulan maduCocok untuk Penggemar Aktivitas EkstremTempat yang Belum DikenalMasuk GratisBerjiwa petualangBagus Saat Hujan
.

kehidupan malam di ternate